Sikapi Suasana Negeri, NU Jatim Adakan Simposium

0
448
Bagikan Sekarang

Surabaya – Sejumlah fungsionaris PCNU se-Jawa Timur mengikuti simposium kebangsaan. Kegiatan sebagai upaya merespon kondisi mutaakhir di negeri ini yang demikian dinamis. Simposium bertajuk Kiai dan Santri dalam Perjuangan Kemerdekaan tersebut dilaksanakan di Kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya, Senin (28/11).

Dalam paparannya, Ketua PWNU jatim KH M Hasan Mutawakkil Alallah menjelaskan tentang kondisi bangsa Indonesia belakangan ini sekaligus rumusan di posisi mana NU semestinya mengambil peran dalam menjaga kerukunan umat dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut mengatakan bahwa kondisi bangsa saat ini lumayan runyam. Kiai Mutawakkil juga mengomentari betapa kesantunan memudar dalam penyampaian beda pandangan dan pikiran. Fitnah-memfitnah mudah tersebar. Bahkan, beberapa kiai dan ulama NU jadi korban fitnah dan ketidaksantunan itu.
Menurut Kiai Mutawakkil, tanggung jawab dan peran NU kini dari aspek kemasyarakatan saja. Sementara soal hukum menjadi kewenangan kepolisian dan keamanan negara adalah tanggung jawab TNI. “Intinya, peran NU hanya untuk utuhnya NKRI,” katanya.
Ia berpandangan, NU tidak melarang nahdliyin ikut berdemonstrasi pada 2 Desember 2016 mendatang. Tapi Kiai Mutawakkil meminta agar nahdliyin yang ikut berdemo tidak membawa-bawa atribut NU. “Kenapa? Karena kalau terjadi perpecahan, agar NU bisa tetap menjadi perekat,” ujarnya.
Dalam simposium ini, hadir sebagai pembicara yakni KH Anwar Iskandar (Wakil Rais PWNU Jatim) dan KH Syafruddin Syarif (Katib PWNU Jatim).
Dalam pandangan KH Anwar Iskandar, kondisi bangsa sangat panas. Ada kepentingan besar dari luar di balik yang terjadi belakangan ini. “Ahok itu hanya asapnya saja,” ujar Kiai Anwar, sapaan akrabnya.
Seperti diketahui, sekelompok massa mengatasnamakan Islam berencana berdemonstrasi yang mereka sebut sebagai Aksi Bela Islam III di Jakarta pada 2 Desember 2016. Aksi itu kelanjutan Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016. Tuntutan awal pendemo ialah memidanakan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama alias Ahok, yang dituding menistakan agama. (Viv/saiful)

Leave a reply