![](https://pwnujatim.or.id/wp-content/uploads/2016/04/IMG-20160421-WA00231.jpg)
Jombang — Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid sangat antusias menerima rombongan PWNU Jatim yang melakukan ziarah ke makam muassis. Ini pesan Gus Sholah kepada para fungsionaris.
Bagi adik kandung KH Abdurrahman Wahid ini, NU adalah bagian dari masyarakat sipil atau civil society, sehingga jangan dibiarkan menjadi bagian dari partai politik, apalagi sampai dikendalikan parpol.
Cucu hadratussyaikh ini mengajak rombongan PWNU Jatim untuk berdoa agar NU ke depan bisa lebih baik. “Tidak hanya besar, tapi juga kuat, karena NU saat ini bukan yang terkuat,” tuturnya.
Salah seorang cucu pendiri NU itu menuturkan keberadaan NU harus dilihat secara utuh dari tiga aspek yakni ajaran, pesantren, dan jamaah.
NU sebagai ajaran tertuang dalam kitab Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari, sedangkan NU adalah pesantren dan ulama. Selain itu, NU adalah warga atau jamaah.
“Menurut penafsiran saya, organisasi NU didirikan untuk melayani tiga aspek itu. Jadi, organisasi NU berfungsi untuk menyebarkan ajaran, membantu pesantren dan ulama, dan menyejahterakan jamaahnya,” ungkapnya.
Namun, NU selama ini dilihat banyak kalangan hanya sebagai organisasi, padahal seharusnya lebih luas dari itu. “Mudah-mudahan ke depannya NU bisa sesuai dengan tujuan didirikannya,” katanya.
Gus Sholah menambahkan peran NU baru mendunia sejak periode Gus Dur. Pada era 1960-an, setelah bubarnya Masyumi, NU memang berperan penting dalam dinamika kehidupan bangsa dan negara, tapi peran itu tidak pernah dilihat oleh ilmuwan dari luar negeri.
“Ben Anderson adalah ilmuwan luar negeri yang pertama menulis tentang peran NU. Saat itu, Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU dan sering diundang ke mana-mana, sehingga NU mulai dilihat oleh ilmuwan luar negeri. Nah, kedepannya, kita harus betul-betul menjaga warisan yang ada ini,” pesannya kepada para pengurus PWNU Jatim.
Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Rais PWNU Jatim yakni KH Prof Dr M. Ridwan Nasir itu berziarah ke makam para pendiri NU di Jombang dalam rangka peringatan Hari Lahir ke-93 NU.
Selama di Jombang, rombongan berziarah ke makam trio pendiri NU di Jombang (Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari, KH A. Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri) serta pesarean Pesantren Darul Ulum Rejoso.
Pada saat yang bersamaan, PWNU Jatim juga mengirimkan delegasi berziarah ke makam Syaikhona Kholil di Bangkalan dan KH As’ad Syamsul Arifin di Situbondo.
“Kegiatan ziarah ke tiga kota tersebut dilaksanakan serentak pada hari ini (21/4),” ujar KH M Ridlwan Nasir yang memimpin rombongan.
Adapun resepsi puncak peringatan Harlah ke-93 NU dilaksanakan pada Ahad, 16 Rajab 1437 H, yang bertepatan dengan 24 April 2016, di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya.
Sumber: Inilah.com
Editor: Saiful