
Surabaya – Di hadapan Pengurus Muslimat NU Kota Surabaya yang baru dilantik, Tri Rismaharini berpesan agar perhatian para ibu kepada perkembangan anak lebih diintensifkan. Bahaya narkoba adalah antara lain yang harus diwaspadai.
“Saya pesan, supaya anak-anak lebih diawasi, lebih diperhatikan. Supaya apa? Biar mereka tidak mengenal apa itu narkoba,” kata Walikota Surabaya ini di Graha Sawunggaling, Ahad (2/10). Menurut Risma, sapaan akrabnya, saat ini banyak kasus anak di bawah umur telah terjerumus ke dalam bisnis hitam tersebut.
Pandangan sekaligus harapan Risma diamini Lilik Fadhilah. Ketua PC Muslimat NU Kota Surabaya periode 2016-2020 ini berpesan kepada seluruh pengurus dan orangtua untuk lebih sigap dalam mengawasi anak.
Beberapa waktu berselang, Pengurus Muslimat NU Kota Surabaya mengirimkan sejumlah anak untuk mengikuti pelatihan penyuluhan di BNN dan Dispora. Tujuannya, supaya mereka bisa menjadi contoh bagi masyarakat terlebih di lingkungan Muslimat NU Kota Surabaya sendiri.
“Ini supaya mereka bisa jadi penyuluh dan fasilitator dan melahirkan generasi bangsa yang benar-benar bersih dari narkoba,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Risma juga melaunching program pemberdayaan ekonomi Muslimat NU Kota Surabaya. Tak hanya sebatas kegiatan biasa, diharapkan ini bisa meningkatkan perekonomian sehingga kedepannya, masyarakat terlebih Muslimat NU bisa kian sejahtera.
Risma menyampaikan, program pemberdayaan Muslimat NU sebenarnya sudah lama direncanakan. Hanya saja belum menemukan strategi yang cocok. Program pemberdayaan ini, lanjut Risma, meliputi pembekalan pelatihan untuk menjadi wirausaha sukses, serta pendampingan dalam hal lainnya, tentunya seputar kegiatan Muslimat NU.
Program pemberdayaan ini akan melibatkan semua unsur. Sehingga, pengetahuan dan pembekalan untuk Muslimat NU akan sangat bisa dimanfaatkan di kemudian hari. Seperti pengelolaan Usaha Kecil dan Menengah atau UMKM di koperasi.
Risma juga menginginkan Muslimat NU terlibat dalam pengelolaan Tempat Penitipan Anak (TPA). Sebab keberadaan TPA akan sangat penting dan dibutuhkan. “Kalau semuanya sibuk, ibu-ibunya bekerja akan menyita waktu. Maka alangkah baiknya ada penitipan anak, namun tetap di lingkungan Muslimat NU sendiri,” ungkapnya. (saiful)