Ponpes Mahrusiyah Lirboyo Anjurkan Bela Diri Santri Bersama Plossa Gus Reza: Menjaga Harmoni Mengembangkan Dakwah Islam
KEDIRI — Pengasuh Ponpes Machrusyiah Lirboyo Kediri, KH Ahmad Reza Zahid, mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya informasi yang memadai tentang Islam. Sekaligus mengingatkan, menjadi keharmonisan di tengah masyarakat karena maraknya media sosial.
“Para juru dakwah harus tahu peran masing-masing dan menyadari kehadiran di tengah umat. Karena itu, penting sekali di antara para dai, ustadz dan juru penerang Islam, agar menjaga perilaku yang bisa dicontoh masyarakat,” tutur Gus Reza, panggilan akrab putra KH Imam Yahya Mahrus, dalam keterangan Selasa, 22 Juni 2021.
Informasi di media sosial, menurut Gus Reza, tetap penting dan harus dimanfaatkan oleh kalangan pesantren untuk berdakwah. Di mana pun tempat, dan pemanfaatan teknologi, menjadi jalan mudah untuk memberikan pemahaman tentang Islam.
“Akan lebih baik bila di media sosial, baik di Youtube, Instagram dan Facebook, dll, diisi para juru dakwah dari pesantren. Sehingga, ruang dakwah di negeri ini lebih variatif dan mewarnai dengan baik,” kata Gus Reza, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Di media sosial, kini muncul para juru dakwah dari kalangan pesantren. Sebut misalnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha’), KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), Gus Miftah dari Yogyakarta, dll. Mereka telah mempunyai kekhususan dalam menyampaikan materi dakwahnya.
“Bila mereka saling mengisi, maka masyarakat Islam di Nusantara akan terpenuhi kebutuhan soal materi dakwah. Ya, saya berpendapat, menjaga harmoni menjadi penting. Harmoni di tengah masyarakat, maupun harmoni dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang menyejukkan di media sosial,” tuturnya.
Gus Reza mengingatkan, media sosial menjadi semakin membingungkan manakala dipenuhi dengan informasi yang salah. Informasi yang tak benar, justru akan menciptakan kegaduhan. “Ini yang harus dihindari,” tuturnya.
Plossan dan Amunizer, Dukung Beladiri Santri
Di Pondok Pesantren Mahrusiyah Lirboyo, dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, para santri tetap menjaga kesehatan. Para santri digembleng dengan latihan beladiri Pencak Silat Pagarnusa, yang telah berlangsung sejak awal.
“Beladiri Pagarnusa telah menjadi bagian penting, di luar keseharian santri belajar dan mengaji. Kami menyadari, Pencak Silat Pagarnusa dilahirkan di Lirboyo dan harus menjadi bagian penting untuk mengembangkannya,” tutur Gus Reza, saat menerima tim dari PT Sari Enesis Indah, belum lama ini.
Pada kesempatan itu, Minggus Hadinata, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah bersama timnya, menyampaikan bantuan Plossa dan Amunizer, yang bisa dimanfaatkan para santri. bantuan berupa Amunizer Vitamin C 1000Mg Sachet sebanyak 2.160 atau 5 karton dan Plossa inhaler Aromaterapi sebanyak 720 buah.
Minggus Hadinata menjelaskan, pihaknya sangat peduli terhadap pelaksanaan proses pendidikan pesantren di Jawa Timur. Karena itu, selama pandemi Covid-19, sebanyak 18 pondok pesantren menjadi sasaran kepeduliannya agar para santri tetap belajar dengan baik, karena imunitas kesehatannya terjaga dengan baik.
“Kami menyadari, di masa pandemi ini peran tiap sektor sangat dibutuhkan untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan, khususnya di pesantren-pesantren, yang aktif setia harinya,” tutur Minggus Hadinata.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren-pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya terbanyak di Indonesia.
Menurutnya, bantuan plossa yang disalurkan ke pesantren ini bisa menjadi solusi mencegah penyebaran virus.
“Plossa inhaler ini memiliki fungsi yang bisa melegakan saluran pernafasan. Caranya dioleskan di kain bagian luar masker tiga kali setiap 15 menit sekali, mampu mengusir virus dan napas menjadi plong, karena memiliki kandungan menthol,” kata Minggus, seraya menambahkan, Plossa ada 3 varian, yang salah satu variannya (Plossa Hijau) mengandung eucalyptus.
Sedang Amunizer merupakan minuman herbal alami, yang di dalamnya terkandung buah aldeberry dan zinc yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh secara maksimal, agar tidak gampang sakit.
“Jadi lebih dari vitamin C biasa,” tutur Minggus, menambahkan, Plossa mini dan Amunizer sudah bisa dibeli di supermarket, apotek dan toko-toko terdekat.
Kandungan Zat Aktif Eucalyptol
Seperti diketahui, Badan Litbang Kementerian Pertanian berhasil melakukan uji lanjutan terhadap eucalyptus. Hasilnya,
zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.
Daun eucalyptus memang sudah dikenal sejak lama memiliki banyak khasiat dalam meredakan penyakit seperti gejala batuk, pilek, hidung tersumbat dan penyakit lainya. Eucalyptus sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Cina, India, Yunani dan eropa selama ribuan tahun sebagai produk minyak angin, aromaterapi dan balsem. Dalam produk Plossa terdapat kandungan eucalyptus. Yakni, Plossa Minyak Angin Aromaterapi Eukaliptus.
Eucalyptus adalah jenis tanaman asli benua Australia, namun saat ini tanaman eucalyptus sudah banyak tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga Saat ini ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.
Tanaman ini memiliki kulit kayu yang memiliki getah, tanaman ini memiliki batang yang panjang dan daun melingkar yang daunya sulit dicerna jika dimakan secara utuh. Tanaman eucalyptys memiliki khasiat yang berasal dari minyak atsiri, minyak ini berasal dari daun eucalyptus, daun ini kemudian dikeringkan, lalu dihancurkan dan selanjutnya disuling untuk mendapatkan minyak esensial. Nah minyak inilah yang digunakan sebagai parfum, antiseptic, bahan kosmetik dan lain-lain.
Daun Eucalyptus yang diproses dengan disuling akan menghasilkan minyak yang tidak berwarna namun memiliki aroma yang kuat, minyak ini mengandung 1,8 – cineole yang biasa juga dikenal sebagai eucalyptol.
Figur Egaliter dari Pondok Legendaris Lirboyo
KH Reza Ahmad Zahid dikenal sebagai kader ulama yang piawai dalam menyampaikan pesan-pesan islam. Riwayat pendidikan strata satu al Ahqaff Yaman. Ia pun melanjutkan program Pasca-Sarjana doktor di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Gus Reza menamatkan pendidikan doktoral di Universitas Islam (UIN) Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hal itulah yang menjadi modal Gus Reza membawa pengelolaan pondok pesantren di Jawa Timur lebih modern.
Dengan wawasan luas, pesan-pesan dakwah Islam Gus Reza bisa diterima secara luas. Cucu Kiai Mahrus Ali Lirboyo ini, dikenal berpikir terbuka dan sosok yang egaliter. Bila sudah gojlokan ala pesantren, ia membawa suasa sangat humoris.
Gus Reza adalah putra KH Imam Yahya Mahrus putra KH. Mahrus Ali Lirboyo. Juga cucu KH. Utsman Al-Ishaqi Surabaya dari jalur ibu.
Salah satu yang diajarkan di pondok adalah Tafsir Jalalain. Pada saat menerangkan ayat-ayat sejarah, Gus Reza begitu mengesankan bagi santri karena sangat detail. Apalagi, pengalaman Gus Reza telah mengunjungi situs-situs Islam di berbagai belahan dunia. Utamanya makam para Nabi dan Auliya menjadi materi tambahan dalam memperluas wawasan para santri.
Penguasaannya pada kitab kuning tidak diragukan lagi. Sejak kecil ngaji hingga sekarang. Nazham-nazham masih hapal di luar kepala. Penguasaannya atas keilmuan akademik juga tak kalah kokoh, lulusan luar negeri dan masih kuliah S3. Gus Reza dikenal sebagai figur komunikator ulung, singa podium dan kiai muda yang organisatoris. Intensitasnya berkiprah organisasi utamanya di NU sangat menjanjikan dalam mengolah kepemimpinan umat islam di masa depan. (*)