Ponpes Al-Amanah Junwangi, Pacu Kreatif Santri Bersama Plossa-Amunizer

"Karena itu, kami sangat menyambut hangat kehadiran Plossa dan Amunizer, dalam mendukung keberlangsungan para santri belajar di pesantren," tutur Kiai Nurkholis Misbah, saat menerima Tim LPBI Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur bersama Plossa dan Amunizer dari PT Sari Enesis Indah.
0
327
Bagikan Sekarang

SIDOARJO — Pondok Pesantren Al-Amanah Junwangi Sidoarjo mengingatkan pentingnya perlakuan khusus terhadap setiap santri. Di era kekinian, banyak peluang yang bisa dilakukan para santri selain menuntut ilmu yang secara resmi berlangsung dalam proses belajar di pesantren.

Di Pondok Pesantren yang dirintis sejak 1993 ini, Pendiri sekaligus Pengasuhnya, KH Nurkholis Misbah, memang berorientasi modern. Ia berpikir pentingnya para santri untuk selalu bisa mengikuti tantangan zaman.

Karena itu, di lingkungan pesantren yang masih kerabat dengan KH Badrussholeh dari Ponpes Purwoasri Kediri ini, menerapkan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam komunikasi setiap hari. “Semua ini sebagai ikhtiar untuk menjawab tantangan zaman,” tutur KH Nurkholis Misbah.

Di pesantren yang kini dihuni sebanyak 2.100 santri putra-putri, pihaknya menyadari faktor kejenuhan para santri bila terus-menerus belajar dalam ruangan. Sehingga, perlu adanya ruang ekspersi bagi mereka yang memacu kreativitas.

“Saya punya kesimpulan, harus mereka harus diarahkan pada ruang ekspresi yang bisa menampung aktualisasi diri mereka secara positif. Nah, dengan produksi untuk konten-konten audio-visual, mereka ternyata bisa lebih suntuk melakukan pekerjaan,” tutur Kiai Nurkholis.

Dalam kaitan media sosial, ia yakin generasi milenial yang menjadi santrinya, bisa memanfaatkan dengan baik. Misalnya, Ponpes Al-Amanah membikin konten-konten untuk disiarkan pada platform digital, Youtube dan Instagram serta Twitter.

Pesantren Al-Amanah Junwangi mempunyai dua channel yang dimanfaatkan bagi pengembangan dakwah: AJTV (Al-Amanah Junwangi Televisi) dan satu lagi untuk podcast yang diasuh Kiai Nurkholis Misbah secara langsung. Di antaranya, berkisah tentang eksistensi para tokoh pesantren dan para ulama pesantren yang mempunyai jasa besar dalam pengembangan dakwah Islam di Indonesia.

“Sehingga, para santri mempunyai tanggung jawab untuk menyalurkan bakat dan kemampuan kreatif mereka selain belajar ilmu agama, juga bisa memanfaatkan media sosial untuk kepentingan dakwah,” tutur Kiai Nurkholis, yang banyak belajar dari metode pengajaran di Pesantren Gontor Ponorogo.

Ponpes Al-Amanah, memang berorientasi modern dalam pembelajaran bagi para santrinya. Namun, untuk memasuki ke pesantren tersebut, para santri diseleksi terkait kemampuan bacaan Al-Quran, test Matematika dasar. Sedang untuk pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris akan diberikan dalam proses pergaulan di lingkungan pesantren sehari-hari.

Di Masa Pandemi Santri Butuh Sehat dan Kreatif

Terkait proses belajar di Pesantren Al-Amanah di masa pandemi Covid-19, tetap memberlakukan protokol kesehatan. Para santri selama di pondok harus menaati protokol kesehatan, baik jaga jarak, cuci tangan dan aturan sesuai yang dianjurkan pemerintah dari Satgas Penanggulangan Covid-19.

Seperti juga pesantren lainnya, Kiai Nurkholis pun berikhtiar bagaimana para santri tetap bisa menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya.

“Karena itu, kami sangat menyambut hangat kehadiran Plossa dan Amunizer, dalam mendukung keberlangsungan para santri belajar di pesantren,” tutur Kiai Nurkholis Misbah, saat menerima Tim LPBI Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur bersama Plossa dan Amunizer dari PT Sari Enesis Indah.

Pada kesempatan itu, Minggus Hadinata, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah, menyampaikan bantuan berupa, berupa Amunizer Vitamin C 1000Mg Sachet sebanyak 2.160 atau 5 karton dan Plossa inhaler Aromaterapi sebanyak 720 buah.

Bantuan diterima langsung Kiai Nurkholis Misbah didampingi Bu Nyai Nurkholis dan Ustazah Zannuba di kediamannya di kompleks Pesantren Al-Amanah, Junwangi Sidoarjo.

Menurut Minggus Hadinata, bantuan plossa yang disalurkan ke pesantren ini bisa menjadi solusi mencegah penyebaran virus.

“Plossa inhaler ini memiliki fungsi yang bisa melegakan saluran pernafasan. Caranya dioleskan di kain bagian luar masker tiga kali setiap 15 menit sekali, mampu mengusir virus dan napas menjadi plong, karena memiliki kandungan menthol,” kata Minggus, seraya menambahkan, Plossa ada 3 varian, yang salah satu variannya (Plossa Hijau) mengandung eucalyptus.

Sedang Amunizer merupakan minuman herbal alami, yang di dalamnya terkandung buah aldeberry dan zinc yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh secara maksimal, agar tidak gampang sakit.

“Jadi lebih dari vitamin C biasa,” tutur Minggus, menambahkan, Plossa mini dan Amunizer sudah bisa dibeli di supermarket, apotek dan toko-toko terdekat.

Kandungan Zat Aktif Eucalyptol

Seperti diketahui, Badan Litbang Kementerian Pertanian berhasil melakukan uji lanjutan terhadap eucalyptus. Hasilnya,
zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.

Daun eucalyptus memang sudah dikenal sejak lama memiliki banyak khasiat dalam meredakan penyakit seperti gejala batuk, pilek, hidung tersumbat dan penyakit lainya. Eucalyptus sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Cina, India, Yunani dan eropa selama ribuan tahun sebagai produk minyak angin, aromaterapi dan balsem. Dalam produk Plossa terdapat kandungan eucalyptus. Yakni, Plossa Minyak Angin Aromaterapi Eukaliptus.

Eucalyptus

adalah jenis tanaman asli benua Australia, namun saat ini tanaman eucalyptus sudah banyak tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga Saat ini ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.

Tanaman ini memiliki kulit kayu yang memiliki getah, tanaman ini memiliki batang yang panjang dan daun melingkar yang daunya sulit dicerna jika dimakan secara utuh. Tanaman eucalyptys memiliki khasiat yang berasal dari minyak atsiri, minyak ini berasal dari daun eucalyptus, daun ini kemudian dikeringkan, lalu dihancurkan dan selanjutnya disuling untuk mendapatkan minyak esensial. Nah minyak inilah yang digunakan sebagai parfum, antiseptic, bahan kosmetik dan lain-lain.

Daun Eucalyptus

yang diproses dengan disuling akan menghasilkan minyak yang tidak berwarna namun memiliki aroma yang kuat, minyak ini mengandung 1,8 – cineole yang biasa juga dikenal sebagai eucalyptol.

Pada kesempatan itu, Minggus Hadinata, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah, menjelaskan, pihaknya sangat peduli terhadap pelaksanaan proses pendidikan pesantren di Jawa Timur. Karena itu, selama pandemi Covid-19, sebanyak 18 pondok pesantren menjadi sasaran kepeduliannya agar para santri tetap belajar dengan baik, karena imunitas kesehatannya terjaga dengan baik.

“Kami menyadari, di masa pandemi ini peran tiap sektor sangat dibutuhkan untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan, khususnya di pesantren-pesantren, yang aktif setia harinya,” tutur Minggus Hadinata.

Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren-pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya terbanyak di Indonesia. (*)

Leave a reply