Pesantren Tebuireng Adakan Kerjasama dengan The King’s College New York

0
441
Bagikan Sekarang

Jombang — Pondok Pesantren Tebuireng sedang menjajaki kerjasama dengan The King’s College (TKC) yang berlokasi di New York, Amerika Serikat. Untuk merealisasikan kerjasama tersebut, beberapa waktu lalu TKC telah mengirimkan dua guru besarnya untuk berkunjung ke Tebuireng.

Kedua profesor dari TKC tersebut telah mengunjungi Pesantren Tebuireng akhir Juli lalu. “Mereka akan mengirimkan 4 hingga 5 mahasiswanya untuk belajar tentang Islam di sini. Tahun berikutnya, kemungkinan kami yang akan mengirimkan santri ke sana,” tutur KH Salahuddin Wahid di Dalem Kasepuhan Tebuireng, Rabu (3/8/2016).

Guru besar studi agama dan teologi TKC Robert Dwight Carle menceritakan, dia baru mengajarkan Islam kepada mahasiswa TKC setelah Tragedi 9/11 yang meruntuhkan menara kembar WTC di New York. “Pasca peristiwa 9 Nopember, banyak orang Amerika yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Islam,” ujar pria yang akrab dipanggil Bob ini.
Bob Carle mengungkapkan bahwa persepsi tentang Islam yang identik dengan terorisme masih cukup melekat di benak sebagian masyarakat Amerika hingga saat ini. Meski demikian, dia menyatakan bahwa muslim Amerika lebih moderat dan lebih tenang dibandingkan saudara mereka di Eropa.

“Muslim Amerika juga lebih sejahtera dibandingkan dengan muslim negara-negara Eropa. Di beberapa negara Eropa, muslim tinggal di daerah kumuh, tidak terintegrasi baik dengan lingkungan, dan merasa terasingkan. Mereka juga cenderung sulit mendapatkan pekerjaan,” imbuh Anthony B. Bradley, kolega Bob yang berlatar belakang kulit hitam.
Mudir Pengembangan Pesantren Tebuireng KH Abdul Halim Mahfudz menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera menindaklanjuti kunjungan kedua profesor itu dan merealisasikan rencana kerjasama dengan TKC. “Semoga tahun depan bisa langsung terealisasi,” ujarnya.

Selama dua hari berkunjung, kedua guru besar TKC itu diajak melihat berbagai unit pendidikan dan fasilitas di Pesantren Tebuireng. Mulai dari perpustakaan, makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur, hingga unit jasa boga. “Mereka terkesan dengan manajemen jasa boga yang melayani ribuan santri, karena di TKC hanya ada sekitar 600 mahasiswa,” ujar Gus Iim, panggilan akrab Halim Mahfudz.

Selama di Tebuireng, Bob Carle dan Bradley juga sempat berdialog dengan keluarga besar KHM Hasyim Asy’ari dan para santri. “Harapan kami, kerjasama ini akan mampu membangun kesepahaman dan menjembatani kesenjangan persepsi tentang Islam di Amerika Serikat,” pungkasnya. (saiful)

Leave a reply