PBNU: Santri Garda Terdepan Bentengi Bangsa

0
493
Bagikan Sekarang

Sidoarjo — Ketua PBNU KH M. Salim Aljufri berkesempatan memberikan sambutan di Pendopo Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada jajaran setempat. Apalagi mengizinkan Tim Kirab menyinggahi Sidoarjo, bahkan menjadikan pendopo sebagai tempat upacara penyambutan.

KH M Salim Aljufri mengatakan kirab merupakan salah satu agenda dalam dalam peringatan Hari Santri Nasional. Karena sumbangsih santri sebagai penentu Kemerdekaan RI.

“Santri juga bukan sekadar pelajar, tetapi juga tulang punggung dan berada di garda terdepan dalam membentengi bangsa dari berbagai keruntuhan moral,” katanya, Kamis (14/10) malam. Menurut Kiai Salim, saat ini banyak terjadi kejahatan terorisme, penyalahgunaan narkoba, dan penyimpangan perilaku seksual. Semua keruntuhan moral itu harus dicegah dan dihadapi dengan iman. “Dan santri harus berdiri paling depan dalam mengatasinya,” pesannya.
Kepada peserta, Kiai Salim berpesan bahwa ajang kirab juga merupakan pendidikan politik. Peserta kirab dengan mengunjungi berbagai daerah, akan menemui masyarakat yang ternyata adalah warga NU. “Artinya NU ikut menentukan jalannya bangsa ini,” ungkapnya.

Kiai Salim lalu mengingatkan bahwa peserta kirab yang merupakan pemimpin di masa mendatang, di mana tanggung jawab menjaga moral bangsa Indonesia berada di tangan mereka.

“Nahdlatul Ulama adalah pelopor dunia Islam. Saat ini kiblat dunia Islam adalah Indonesia, salah satunya karena kerukunan yang ditunjukkan warga Islam Indonesia. Jangan sampai dihancurkan apa yang sudah dijalin NU selama ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo KH Abdi Manaf dalam sambutannya mengemukakan NU dan NKRI tak bisa dipisahkan. “hal ini dibuktikan dengan di setiap acara NU selalu dinyanyikan dua lagu yakni Indonesia Raya dan Syubbanul Wathan,” terangnya. Lagu Syubbanul Wathan yang diciptakan KH Abdul Wahab Chasbullah adalah lagu tentang cinta tanah air. Lagu itu diciptakan tahun 1934, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, lanjutnya.

Kepada peserta, Abah Manaf menitipkan pesan untuk disampaikan kepada PBNU bahwa NKRI adalah harga mati. Sehingga apabila ada kelompok gerakan yang ingin merongrong NKRI, agar disampaikan kepada pemerintah bahwa melompok itu adalah bagian dari musuh NU. “Tentu adalah hal yang tidak diinginkan bahwa akan ada Resolusi Jihad jilid 2. Tetapi bila itu terjadi NU harus siap bergerak,” pungkasnya. (NUo/saiful)

Leave a reply