NU Berikan Santunan dan Beasiswa untuk Almarhum Guru Budi

0
509
Bagikan Sekarang

Sampang — Duka mendalam disampaikan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur saat hadir pada peringatan tujuh hari meninggalnya Ahmad Budi Cahyono. Guru honorer di SMAN 1 Torjun Sampang tersebut meninggal setelah mendapatkan penganiyaan dari muridnya saat mengajar di kelas.

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris PWNU Jatim, Profesor Ahmad Muzakki memberikan santunan kepada keluarga sekaligus beasiswa untuk anak korban yang masih dalam usia 5 bulan di kandungan.

“Kami dari PWNU Jatim menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang menimpa Bapak Budi,” kata Achmad Muzakki, Kamis (8/2) malam yang didampingi PCNU Sampang. Dirinya juga menyampaikan bahwa jajaran syuriyah dan tanfidziyah merasa terpukul dengan adanya kasus yang mengguncang dunia pendidikan tersebut.

Profesor Achmad muzakki menyatakan bahwa tragedi yang menimpa Ahmad Budi sebagai problematika dunia pendidikn yang harus diselesaikan. “Guru saat ini bukan hanya sebagai sumber informasi dan ilmu,” kata guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut. Keberadaan guru menjadi panutan untuk menuntun siswa pada cara belajar menuntut ilmu yang benar, lanjutnya.

Secara khusus, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini mengemukakan bahwa keberadaan murid bukan hanya diajarkan untuk mendapatkan nilai baik dan berprestasi di sekolah. “Namun juga nulai moral dan karekter yang harus diimbangi dalam proses belajar,” tandasnya.

Hal senda juga disampikan jajaran PCNU Sampang. KH Mubasyir Mahfud mengemukakan bahwa PCNU Sampang berkewajiban untuk terlibat dalam problematika masyarakat. “Salah satunya dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya. Pendidikan karakter merupakan kunci dalam meningkatkn moral murid di sekolah, lanjutnya.

Pada kesempatan kali ini, PWNU Jatim juga memberikan santunan untuk keluarga korban yang diterima oleh ayah korban, Ahmad Satuman. Pada saat yang sama juga diserahkan beasiswa pendidikan untuk anak korban yang saat ini masih dalam kandungan. Beasiswa yang diberikan merupakan bentuk pedulian para kiai untuk suntikan moril bagi korban dan keluarga.

Malam itu ratusan orang berkumpul dan membacakan doa untuk memperingati 7 hari meninggalnya almarhum Ahmad Budi Cahyono. Sejumlah warga terlihat larut membacakan kalimat thayyibah yang dipimpin tokoh masyarakat setempat. (s@if)

Leave a reply