NU Bakung Udanawu Blitar Gelar Gempita Muharam 1442 Hijriah

0
386
Bagikan Sekarang

BLITAR- Yayasan Budi Luhur Sejati, milik NU Ranting Bakung Udanawu Blitar, santuni 35 yatim piatu, masing-masing Rp3 juta. Suasana ceria terlihat pada diri anak yatim, begitu pelaksanaan santunan, dalam memeriahkan Gempira Muharam 1442 Hijriah.

Ikut Hadir pada acara itu jajaran MWC NU Udanawu, KH Edi Sofyan ( Rais Syuriah) dan H. Moh. Masur (Ketua Tanfidziyah). Juga para kiai dan masyayikh lainnya.

Acara santunan berlangsung di Kantor Sekretariat Yayasan di Masjid Al Musthofa desa setempat pada 30 Agustus 2020.

Sebelum pelaksanaan santunan acara dimulai dengan tahlil dan Tausiyah. Tahlil dipimpin oleh Kiai Ahmad Baidhowi dan tausiyah oleh KH Syaifuddin Rohman Wakil Ketua PCNU Kabupaten Blitar.

Pada kesempatan itu, Kiai Saikuddin banyak mengupas soal hikmah menyantuni anak yatim dan empat perbuatan zalim yang pada anak yatim.

Menurut Kiai Cikut –panggilan akrabnya– empat hal itu:
Pertama, menguasai penuh harta anak yatim. Para pengasuh yang tergiur dengan harta warisan anak yatim biasanya berupaya untuk menguasai semua harta tersebut. Apapun dilakukan, termasuk membunuh anak yatim tersebut.

“Biasanya mereka tidak menyerahkan warisan anak yatim. Allah menegur mereka dalam ayat Waatul yatama amwalahum (Dan berikanlah kepada anak-anak yatim yang sudah baligh harta mereka),” ujar KH Syaifuddin Rohman.

Kezaliman kedua, menukar harta anak yatim. Para pengasuh yang berbuat dzalim kepada anak yatim juga biasanya menukar harta mereka dengan harta warisan anak yatim yang lebih banyak. Anak yatim ditipu bahwa hartanya yang sedikit, sementara hartanya yang banyak.

“Allah menegurnya dengan Wala tatabaddalul khobitsa bith-thoyyib (Dan janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk),” katanya.

Model kezaliman ketiga, lanjut Kiai Cikut adalah menyampur harta anak yatim dengan hartanya. Orang model ketiga ini memiliki niatan untuk menghabiskan harta warisan anak yatim dengan cara menyampur hartanya.

“Warisan anak yatim banyak. Hartanya sedikit kemudian menyampurnya. Kemudian diambil sedikit demi sedikit hingga habis. Allah menegur dengan Wala ta’kulu amwalahum ila amwalikum (Dan janganlah kamu memakan harta mereka bersama hartamu),” ungkap mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar ini.

Kezaliman keempat adalah tidak memberi mahar kepada anak yatim perempuan. Menurutnya, kedzaliman yang keempat biasanya berkaitan dengan anak yatim perempuan. Ketika dinikahi pengasuhnya, mereka tidak mendapatkan mahar. Padahal dalam Islam, mahar adalah harta yang wajib diserahkan oleh suami kepada istri dengan sebab akad nikah.

“Allah menegurnya Wa in khiftum alla tuqsithu fil yatama fankihu ma thobalakum minan nisa (Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi),” jelas Kiai Syaifuddin.

Acara santunan diikuti 35 anak yatim se desa Bakung.Selain didukung Alfa Mart, acara didukung Bupati Blitar H. Riyanto, masyrakat Bakung dan sekitarnya. Masing- masing anak menerima santunan Rp 3 Juta.

“Alhamdulillah dalam kondisi Covid 19 seperti ini kita masih bisa menyantuni 35 anak masing-masing anak Rp 3 juta,” ujar Ketua Yayasan Yatim Budi Luhur Sejati, Juremim Ia ungkapkan, bahwa santunan ini merupakan kegiatan tahunan. Diselenggaran dua kali dalam setagun.Pertama setiap muharram dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam dan pada Ramadhan.

“Kita saat santunan bulan muharram, biasanya diawali dengan pawai ta’aruf keliling desa yang melibat tokoh dan masyarakat.Mulai dari NU dan Banom, lingkungan Pendidikan, RT dan RW juga perangkat desa dengan acara pawai karnaval,” kata Juremi.

Namun demikian, lanjut Juremi.Karena tahun ini kondisi prihatin akibat Covid 19, maka pawai ta’aruf tidak diselenggakan.Namun tidak mengurangi semangat pengurus dan warga masyarakat se desanya untuk menggelar santunan .

“Tiga tahun berturut kita santuni masing masing Rp 3 juta. Alhamdulillah meski kondisi Corona kita tetap bisa menyantuni anak yatim dan masih bertahan kisaran Rp 3 jutaan per anak yatim ,” katanya.

Disinggung apakah yatim itu diasramakan semacam ditampung di Panti? Ia menyampaikan belum.

“Selama ini mereka masih bertempat di orang tuanya masing-masing Namun dapat pendampingan dari pengurus. Kita memang belum punya panti.Insyaallah tahun 2021 kita mulai bangun panti beserta perlengkapan pendidikannya.

“Madrasah dan pesantren.Tanah sudah disiapkan.Waqaf dari warga NU dan Muslimat.Tahun ini masih bisa membangun cor jalan masuk menuju lokasi pembangunan,” urainya.

Terkait dengan kegiatan selama ini.Ia mengaku sangat terbantu dengan masyarakat dan para donatur.Termasuk pemerintah desa Bakung dan Pemkab Blitar serta Dukungan dari Alfa Mart. ” Selama ini mereka kompak membantu kami. Untuk itu kami menghaturkan terima kasih yang tak terhingga,” tuturnya.
Demikian seperti dilaporkan Imam Kusnin Ahmad. “Semoga dukungan itu menjadi amal jariyah dan mendapat balasan dari Allah SWT,” tuturnya. (Red)

TagsAgenda

Leave a reply