Kondisi Bangsa Kian Terancam, Tebuireng Siapkan Solusi

0
535
Bagikan Sekarang

Jombang – Harus disadari bahwa kondisi bangsa akhir-akhir ini mengalami tantangan yang sangat berat. Bila tidak dicarikan solusi yang tepat, akan mengancam eksistensinya sebagai bangsa.

Peringatan ini disampaikan KH Salahuddin Wahid ketika memberikan sambutan pada puncak haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sabtu (7/1) malam. “Sekarang ini gonjang-ganjing, kalau dibiarkan tidak ada langkah untuk mengatasinya akan membesar dan mengancam persatuan Indonesia,” katanya di hadapan undangan dan masyarakat yang menghadiri haul.

Sebagai bentuk tanggungjawab terhadap keadaan yang kian genting tersebut, Gus Sholah, sapaan akrabnya telah mengajak sejumlah kalangan di internal Pesantren Tebuireng dan civitas akademika Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) untuk memikirkannya. “Mudah-mudahan pada bulan Januari ini menemukan hasil bagaimana kita menanggapi yang sekarang terjadi,” kata adik kandung Gus Dur ini. Hasil kajian secara konprehensif tersebut setidaknya dapat menyadarkan sejumlah kalangan yang akhir-akhir ini kerap bersitegang tana memperhatikan kondisi bangsa, lanjutnya.

Mantan anggota Komnas HAM ini kemudian memberikan penjelasan sejarah bagaimana gagasan dan upaya yang dilakukan pendiri bangsa dalam mempertemukan Islam dengan Indonesia. Di antaranya, berdirinya Kementerian Agama pada bulan Januari tahun 1946. “Di sini tentunya kiai-kiai berperan aktif. Itu juga tentunya atas persetujuan KH Hasyim Asy’ari,” katanya.

Atas inisiatif KH Wahid Hasyim selaku Menteri Agama telah menetapkan dasar-dasar kepercayaan agama. Bahkan kala itu antara kementeriannya dengan menteri pendidikan telah dilakukan kesepakatan memadukan antara pendidikan Islam dengan pendidikan nasional. “Yang pertama memberikan pelajaran agama di sekolah. Yang kedua mendirikan madrasah,” jelasnya.

Hadir pada haul kali ini, Anregurutta KH Sanusi Baco, mantan Rais PWNU Sulawesi Selatan yang juga teman akrab Gus Dur selama belajar di Universitas Al-Azhar. Juga mantan Duta Besar RI untuk Lebanon, Abdullah Syarwani dan cendekiawan muslim Habib Chirzin.

Editor: Syaifullah

Leave a reply