
SURABAYA — Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dijadwalkan memberikan Khutbah Idul Adha 1437 di Masjid Al-Akbar Surabaya. Dijadwalkan pelaksanaan Shalat Idul Adha berlangsung pada Senin, 13 September 2016, dihadiri Gubernur Jatim H Soekarwo dan Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), serta sejumlah tokoh dan masyarakat umumnya.
“Alhamdulillah, ketika kami sodorkan kepada Gubernur Jatim, nama Kiai Marzuki Mustamar akhirnya disetujui,” kata KH Ahsanul Haq, seorang pengurus Masjid Al-Akbar Surabaya.
Menurut Kiai Ahsan, dalam pelaksanaan Idul Adha kali ini disiapkan naskah khutbah Kiai Marzuki Mustamar tersebut untuk diterbitkan dan diedarkan kepada masyarakat. Karena itu, sejak awal telah dimintai materi khutbah dimaksud.
“Selazimnya memang ketika Khutbah Hari Raya, kami selalu menjadwalkan dari kalangan kampus atau akademisi. Karena itu, sudah seharusnya khutbah disiapkan dengan naskah tertulis yang disampaikan ke panitia sebelumnya. Sehingga, kami bisa mengusahakan untuk diterbitkan menjadi buku kecil untuk umat,” tuturnya.
Setelah pelaksanaan Shalat Idul Adha, akan dilanjutkan penyembelihan hewan qurban dari masyarakat. Qurban adalah penyembelihan binatang tertentu yang dilakukan pada hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (hari tasyrik), yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam ilmu fiqh, qurban juga disebut udhḫiyah (karena dilaksanakan dalam suasana Idul Adha) juga berasal dari kata dahwah atau dhuhaa (waktu matahari sedang naik di pagi hari), karena biasanya penyembelihan hewan qurban dilaksanakan pada waktu duha. Dari kata dahwah atau duhaa tersebut diambil kata daahiyah yang bentuk jamaknya udhḫiyah.
Adapun di antara hikmahnya adalah pertama, sebagai bukti nyata ekspresi syukur, “Supaya merek amenyebut nama Allah atas apa yang Allah karuniakan kepada mereka berupa binatang ternak….” (QS. al-Hajj, 22 : 34); kedua, bukti sebagai hamba bertaqwa, “Daging daging qurban dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya…” (QS al-Hajj, 22 :37) (red)