Kiai Ma’ruf Amin Mengundurkan Diri dari Rais Am NU, Setelah Ditetapkan Cawapres

SURABAYA: KH Ma’ruf Amin menegaskan akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Rais ‘Am PBNU setelah secara resmi ditetapkan sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019 mendatang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk ketaatannya kepada aturan dalam AD/ART NU.
“Saya kira di NU itu kan sudah ada aturan, ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Kalau sudah ditetapkan, tentu saya akan menyerahkan tugas Rais ‘Aam kepada Wakil Rais Aam sebagai pejabat Rais ‘Aam. Saya kira ada mekanismenya, kita akan tempuh sesuai mekanisme itu,” tegas KH Ma’ruf Amin, Jumat 31 Agustus.
Dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Kiai Ma’ruf Amin terpilih sebagai Rais Am PBNU. Pada kesempatan itu, Kiai Ma’ruf Amin langsung mendaulat KH Miftachul Akyar (yang ketika itu Rais Syuriah PWNU Jatim) untuk menjadi Wakil Rais Am PBNU.
Sesuai penjelasan Kiai Ma’ruf Amin, menyusul setelah resmi ditetapkan KPU sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2019, cici Syaikh Nawawi Al-Bantani ini segera menyerahkan amanah tersebut kepada Kiai Mitfachul Akyar, sebagai Pj Rais Am PBNU.
Kiai Miftachul Akyar, kini mengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedung Tarukan Surabaya. Secara rutin, setiap Jumat, usai Jumatan, mengadakan pengajian Kitab Al-Hikam yang diasuhnya langsung dan disiarkan langsung di Radio Menara 3 Surabaya dan di medsos.
Sebelumnya, pada Kamis malam jajaran PBNU mengadakan pertemuan bersama seluruh PWNU se-Indonesia. Dalam kesempatan yang bersamaan Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj mengatakan, pengunduran diri Rais ‘Aam hanya tinggal menunggu waktu penetapan KH Ma’ruf sebagai calon wakil presiden secara resmi.
“Nunggu ditetapkan dulu sebagai cawapres. Kalau sekarang kan masih bakal cawapres. Nunggu tanggal 23 (September). Kalau sudah tetap, baru mengundurkan diri dan melimpahkan tugas-tugasnya kepada Wakil Rais ‘Aam,” tegas KH Said Aqil Siroj.
KH Ma’ruf Amin dan KH Said Aqil Siroj hadir dalam acara “Silaturrahim Nasional PBNU Bersama PWNU Se-Indonesia; Konsolidasi Organisasi Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama”, di Jakarta 30 Agustus 2018.
Dalam keterangan Kiai Said, forum ini akan membahas tiga hal yakni; pertama persiapan satu abad NU, kedua pesiapan hari santri, dan ketiga penguatan bantuan NU kepada korban bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat. (red)