KH Dimyati Romly Wafat, Umat dan Jamaah Thariqah Kehilangan

0
687
Bagikan Sekarang

Jombang — KH Dimyati Romly dikenal sosok kiai yang dekat dengan umat. Walau menjadi pengasuh di asrama Hidayatul Qur’ani atau Haqi tempatnya tinggal, demikian juga sebagai Ketua Umum Majlis Pimpinan di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU), tetap menjaga kedekatan dengan masyarakat. Bahkan yang lebih membanggakan, Kiai Dim, sapaan akrabnya menjadi Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah dengan jamaah puluhan ribu jumlahnya. Pun usai Muktamar ke-33 NU, beliau dipercaya sebagai salah seorang Rais PBNU. Akan tetapi, semua tak menyurutkan alumnus IAIN (sekarang UIN) Sunan Ampel Surabaya ini untuk menghadiri undangan masyarakat sekitar.
“Selama beliau sehat, undangan dari masyarakat selalu dihadiri,” kata KH Zaimuddin Wijaya As’ad kepada media ini, Rabu (18/5) petang.
Menurut Gus Zu’em, sapaan kesehariannya, Kiai Dim tidak membedakan derajat dan status sosial orang di sekitarnya. “Beliau dekat dengan siapa saja,” katanya.

Demikianlah keseharian dari Kiai Dim dalam pandangan Gus Zu’em. Karena itu wajar kalau banyak kalangan yang merasa kehilangan atas wafatnya siang tadi.

Apa yang selalu diwasiatkan almarhum kepada santri? “Yang harus terus dijaga para santri adalah akhlakul karimah,” kata Gus Zu’em mengingat wasiat almarhum. Demikian pula para santri diharuskan untuk mencari keberkahan ilmu. “Biar pun ilmu yang didapat sedikit, asal berkah tentu akan lebih bermanfaat kepada diri dan masyarakat,” ungkap Gus Zu’em. Tentu saja akan lebih baik kalau ilmunya banyak dan berkah, lanjutnya.

Bagi Bendahara Umum PPDU ini, sekarang Pesantren Rejoso, sapaan masyarakat sekitar terhadap pesantren ini, memiliki banyak lembaga pendidikan formal dan sejumlah kelebihan yang layak dibanggakan. “Kiai Dimyati telah mewariskan banyak hal di pesantren ini,” kata alumnus Universitas Gajah Mada tersebut. Tugas para kiai dan pimpinan di PPDU adalah menjaga dan meneruskan prestasi yang telah ditorehkan Kiai Dimyati.

KH Dimyati Romly meninggal siang ini di salah satu rumah sakit swasta di Jombang. Sebelumnya Kiai Dim menderita penyakit komplikasi, namun tetap beraktifitas, dan dirawat di kediamannya. Dalam keseharian, kiai yang dikaruniai 7 anak ini menjadi pengasuh di Asrama Hidayatul Qur’ani atau Haqi. Dan jam 21.00 BBWI malam ini, jenazah dimakamkan di kawasan asrama yang diasuhnya tersebut. Selamat jalan Kiai Dim. (saiful)

Leave a reply