Surabaya – Di Jawa Timur, puncak peringatan hari lahir atau harlah ke-93 Nahdlatul Ulama dilangsungkan di kantor setempat, Jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. Kegiatan semakin istimewa lantaran bertepatan dengan 16 Rajab, persis saat NU didirikan para muassis.
“Kita patut bersyukur Harlah NU ke-93 tahun ini makin eksis dan semakin besar perannya baik dalam aspek agama maupun sosial,” Kata KH M Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim, Ahad, 24 April 2016.
Bagi Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut, Harlah kali ini sangat strategis karena bisa dijadikan miqot atau titik penyempurnaan awal persiapan. Karena tujuh tahun lagi NU akan memasuki satu abad, di mana tantangan NU ke depan makin kompleks.
“Tentu dengan bertambah usia, kita harus benar-benar menghayati jiwa juang para pendiri NU dalam berkhidmah kepada masyarakat,” jelas Kiai Mutawakkil, sapaan akrabnya.
Dalam pandangannya, di era globalisasi yang sangat dinamis, NU berhadapan langsung dengan tantangan keagamaan yang tidak sesuai dengan kultural bangsa. Karenanya NU harus memiliki jiwa juang melakukan spirit juang tanpa rasa takut. “Tentu juang dengan santun dan rahmatal lil alamin,” lanjutnya.
Tugas berat lain menurut Ketua PWNU Jatim dua periode ini adalah NU harus membendung pemahaman keagamaan yang bisa mengganggu keamanan, ketertiban, dan kemapanan masyarakat Indonesia.
Sedangkan dari aspek kemasyarakatan, dulu ulama dan warga NU menghadapi penjajah. “Tapi hari ini tantangan itu tidak kalah berat dengan kolonialisme, yaitu kapitalisme global yang menyimpan radikalisme dalam bentuk gerakan teroris,” ujarnya.
Kiai Mutawakkil kemudian menandaskan bahwa tantangan yang juga tidak kalah berat adalah
narkoba, korupsi, dan kapitalisme. NU harus menyiapkan diri menghadapi tantangan dan rintangan tersebut. “Di Harlah ini momentum yang sangat tepat untuk berjihad melawan kekejaman radikalisme, narkoba, korupsi dan kapitalisme,” pungkasnya.
Sumber: NuOnline
Editor: Saiful