Jombang Tuan Rumah Festival Kaligrafi Internasional

0
633
Bagikan Sekarang

Jombang — Wakil Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab membuka Festival Kaligrafi Internasional di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Kamis (14/9).

Wabup mengaku kagum pada panitia yang sudah bisa membuat acara sebesar ini. Hj Mundjidah juga mengucapkan banyak terimakasih kepada panitia yang dapat menarik turis internasional hadir ke Jombang.

“Pemerintah Kabupaten Jombang sangat mendukung acara ini, acaranya luar biasa,” katanya sebagaimana dilansir situs resmi NU Jombang.
Selanjutnya, perempuan yang juga Ketua PC Muslimat NU Jombang ini berharap semakin banyak lagi acara bertaraf internasional di kota santri ini karena memang memiliki jutaan santri sehingga pantas menjadi pusat kajian Islam.

“Kita patut bangga, Jombang bisa buat acara seperti ini. Ini menunjukkan kalau warga Jombang bisa go internasional,” ungkapnya
Ketua Hari Santri Nasional (HSN), Ahmad Athoillah menyebutkan acara ini merupakan rentetan dari peringatan HSN yang merupakan program PBNU.

Acara tersebut dihadiri oleh pecinta kaligrafi dari negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam. Ikut hadir juga perwakilan dari Thailand, Timor Leste dan Phlipina. Negara-negara islam minoritas seperti Kamboja dan Laos juga ikut hadir. Selain itu, ada juga utusan dari China, Arab Saudi, Turki dan Jordania.

“Ini acara kaligrafi pertama di dunia yang dilakukan oleh pesantren. Panitianya dari santri semua,” jelas Gus Aik, sapaan akrabnya.
Gus Aik juga menjelaskan jika festival ini dilaksanakan sejak 14-16 September 2017. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan dihadiri 120 pencinta kaligrafi dari dalam dan luar negeri.

Selain lomba dan pameran kaligrafi, pada acara tersebut juga ada pemberian sanad atau ijazah kaligrafi dari pengurus kaligrafi dunia. Menurutnya, pemberian sanad tersebut merupakan tradisi dari NU.

“Di sini akan ada pameran 90 hasil karya kaligrafi dunia, kita berharap Indonesia bisa menjadi pusat pembelajaran kaligrafi dunia,” katanya.

Terakhir, Gus Aik berharap acara ini bisa berlangsung setiap tahun. “Karena banyak keuntungan dari segi ekonomis, keilmuan dan pada pesantren sendiri,” pungkasnya. (s@if)

Leave a reply