Hujan, Nabi dan Pesan Kerahmatan
Oleh: Ust. Ahmad Muntaha A.M.
(Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Jatim)
FIKRAH NAHDLIYAH – Alhamdulillah musim penghujan sudah datang. Tentu kita sambut dengan suka cita setelah sebelumnya panas kering-kerontang di mana-mana. Musim penghujan mengingatkan kita dengan keteladanan Nabi Muhammad Saw saat menyambutnya, sebagaimana diriwayatkan:
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ. قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنْ الْمَطَرِ. فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ: لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى. رواه مسلم.
“Diriwayatkan dari Anas Ra, ia berkata: ‘Kami kehujanan bersama Rasulullah Saw.’ Anas berkata: ‘Lalu Rasulullah Saw justru membuka bajunya sehingga terkena air hujan. Akupun bertanya: ‘Wahai Rasulullah, kenapa Anda lakukan hal ini?’ Rasulullah Saw pun berkata: ‘Ini baru saja diciptakan Tuhannya Ta’ala’.” HR. Muslim.
Demikian pula saat melihat hujan Nabi Muhammad Saw pun bersabda penuh harap:
عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول إذا رأى المطر: رحمة. رواه مسلم
“Diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Ra, sungguh Nabi Muhammad Saw ketika melihat hujan sering mengatakan: “Hujan ini rahmat.”
Menjelaskan hadits di atas Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim VI/195-196 menyatakan:
ومعنى حديث عهد بربه، أي بتكوين ربه إياه. ومعناه أن المطر رحمة وهي قريب العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها. وفي هذا الحديث دليل أقول أصجابنا: أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر.
“Maksud sabda Nabi Saw: ‘Hadits ‘ahd bi rabbih’ adalah hujan itu baru diciptakan oleh-Nya.’ Maknanya, bahwa hujan adalah rahmat dan baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, karenanya dapat diambil berkahnya. Dalam hadits ini juga ada dalil untuk pendapat Ashab as-Syafi’i yang menyatakan bahwa orang sunnah membuka baju selain yang menutupi auratnya saat pertama kali turun hujan, agar tubuhnya terkena air hujan.”
Dari hadits dan penjelasan di atas, maka wajar bila sejak dulu kita jumpai, banyak Kiai yang menadah air hujan pertama dan menggunakannya untuk pengobatan alternatif (suwuk). Karena air hujan pertama memang dapat diambil berkahnya sebagainya teladan Nabi Saw.
Selain itu, merujuk nasehat-nasehat al Imam al Junaid al-Baghdadi, alam semesta termasuk hujan, membawa pesan-pesan kerahmatan bagi manusia. Sebagaimana dikutip oleh as-Syuhrowardi dalam ‘Awarif al-Ma’arif I/323, Imam al-Junaid menyampaikan nasehatnya:
هو كالأرض يطؤها البر والفاجر، وكالسحاب يظل كل شيء، وكالقطر يسقي كل شيء.
“Seorang sufi itu laksana bumi diinjak oleh orang baik maupun orang jahat; laksana awan mendung menaungi segala sesuatu; dan seperti hujan menghadirkan kesegaran bagi segala apa dan siapapun.”
Nah, pesan-pesan kerahmatan dari alam semesta, seperti bumi, awan, hujan dan selainnya, adakah sudah kita teladani? Ataukah justru kita masih sibuk menebar caci maki dan kebencian.(cz/jos)
Sumber:
- Abu al-Husain Muslim bin al-Hajaj bin Muslim Al Qusyairi an-Naisaburi, al-Jami’ as-Shahih, III/26
- Syaraf bin Yahya an-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, VI/195-196.
- Abu Hafsh Umar bin Muhammad bin Abdullah as-Syuhrowardi, ‘Awarif al-Ma’arif pada Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Semarang: Thoha Putra, tth.), I/323.
- Ahmad Farid al-Mazidi, al-Imam al-Junaid Sayyid at-Thaifatain, (Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth.), 271.