Gus Dur: Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan

0
698
"Bila beliau pulang aku sudah tidur, karena beliau pulang larut malam atau dini hari yang sepi. Bila pagi jam 8 aku diajak sarapan di dalam rumah, aku pun tak menjumpainya. Beliau sudah berangkat entah ke mana."
Bagikan Sekarang

TESTIMONI TOKOH — Meski tiap bulan selama kurang lebih tiga tahun untuk mengaji kitab kuning di rumah Gus Dur, KH Husein Muhammad jarang bertemu Gus Dur, baik pagi, siang ataupun malam. Gus Dur juga sering tak di rumah. Hari-harinya tampak begitu sibuk bertemu dan melayani umat.

“Bila beliau pulang aku sudah tidur, karena beliau pulang larut malam atau dini hari yang sepi. Bila pagi jam 8 aku diajak sarapan di dalam rumah, aku pun tak menjumpainya. Beliau sudah berangkat entah ke mana.”

Demikian kisah KH Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Dar-el Tauhid, Arjawinangun Cirebon, yang dikenal sebagai sahabat Gus Dur. Berikut penutusan Kiai Husein sebagaimana dicatat dalam buku Gus Dur Sang Zahid:

Seorang teman bertanya. ” Jadi apa saja kerjaan Gus Dur sehari-hari selama hidupnya?”.

Gus Dur menyusuri jalan cahaya. Beliau menjalani hari-harinya untuk bekerja keras menerjemahkan gagasan kemanusiaan, baik melalui tulisan-tulisan di berbagai media, ceramah-ceramah di berbagai tempat, di seminar-seminar, maupun dan terutama dalam sikap hidupnya sehari-hari di mana dan kapanpun.

Gus Dur mengunjungi orang-orang yang dimarjinalkan, direndahkan didiskriminasi hak-hak hidupnya dan mengembalikan hak-hak mereka yang dirampas. Siapapun mereka.

Dengan penuh gairah cinta, ia sering berjalan sendiri, tanpa rasa gentar, menerjang terjang setiap penghalang, untuk mewujudkan impian-impiannya itu. Ia siap melawan siapa saja yang berusaha menghalangi geraknya itu.

Bahkan bagi Gus Dur berjuang demi Kemanusiaan jauh lebih penting daripada memperebutkan politik kekuasaan. Atau dalam bahasa Gus Dur : “Yang lebih penting dari politik adalah Kemanusiaan”.

Aku ingat kata-kata indah yang ditulis oleh Abu Nu’aim al Ashbini dalam bukunya yang terkenal “Hilyah al Awliya”. Ia menulis :

فقد أخرج أبو نعيم في الحلية (2: 364) عن مَالِكِ بْنُ دِينَارٍ رحمه الله وهو من صغار التابعين قَالَ: ” قَالَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا رَبِّ أَيْنَ أَبْغِيكَ؟ قَالَ: أَبْغِنِي عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوبُهُمْ “.

Malik bin Dinar, seorang sahabat kecil, mengatakan: Musa A.s. mengatakan : “Wahai Tuhanku, di mana aku bisa menjumpaimu?. Tuhan menjawab : “Carilah aku di tengah-tengah mereka yang hatinya luka”.

“Begitulah yang aku tahu,” tutur Kiai Husein Muhammad. (Red)

Leave a reply