Gus Dur Kembangkan Dialog Interfaith, Jadikan Damai Alam Semesta
DIALOG — KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI, dalam kehidupan masyarakat di Indonesia mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian.
“Peran agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya merupakan bagian dari anggota umat manusia, dan bagian dari alam semesta,” tutur Gus Dur.
Berkait hal itu, dalam Dialog Interfaith, bersama Bhikkhu, dan Prof. Komaruddin Hidayat, dipandu Abu Marlo, KH Husein Muhammad mengawali bicara dengan mengutip pernyataan indah ini :
Syaikh Syamsi Tabrizi, Darwisy Pengelana, seperti Budha Gautama, mengatakan kepada murid terkasihnya, maulana Jalaluddin Rumi yang mencerahkannya :
في هذا العالم، ليست الأشياء المتشابهة أو المنتظمة، بل المتناقضات الصارخة هي ما يجعلنا نتقدم خطوة إلى الأمام. ففي داخل كل منا توجد جميع المتناقضات في الكون، لذلك يجب على المؤمن أن يلتقي بالكافر القابع في داخله، وعلى الشخص الكافر أن يتعرف على المؤمن الصامت في داخله. وإلى أن نصل إلى اليوم الذي يبلغ فيه المرء مرحلة الكمال، مرحلة الإنسان المثالي، فإن الإيمان ليس إلا عملية تدريجية ويستلزم وجود نظيره الكفر.
Di dunia ini, bukanlah kesamaan atau keteraturan yang mampu menggerakkan kita untuk maju ke depan melainkan hal-hal yang kontradiktif. Dan semua yang kontradiktif di dunia itu ada dalam setiap diri kita. Oleh karena itu, seorang yang beriman perlu bertemu dengan yang tak beriman. Dan yang tak beriman harus mengenal yang beriman sampai seseorang mencapai tahap manusia ideal. Menjadi mukmin sejati merupakan sebuah proses bertahap; sebuah proses yang memerlukan ‘lawan’nya: yang tak percaya.
KH Husein Muhammad pun menambahkan dengan bait-bait puisi sufistik berikut.
JANGANLAH TIDUR
ايها المحبوب, فى هذه الليلة أنت كالقمر, فلا تنم
وابدأ الدوران كالفلك الدوار , ولا تنم
إن صحونا سراج العالم
فاحفظ هذا السراج ليلة واحدة , ولا تنم
أيها الحبيب الذى لا حبيب مثله, لا تنم
ويا من بك تستقيم الامور , لا تنم
فى هذه الليلة ستشتعل مائة شمعة بسببك
وقد دخلنا فى أمانك , فلا تنم
Duhai Kekasih,
Malam ini kau bagai rembulan,
Janganlah tidur
Mari kita berputar-putar,
Bagai tingkah cakrawala,
Janganlah tidur
Ayo begadang, biar kita jadi lampu alam semesta
Ayo hidupkan terus lampu ini satu malam saja,
Janganlah tidur
Duhai Kekasih yang tiada kekasih seperti mu,
Janganlah tidur
Duhai, yang karena-Mu, segalanya jadi damai,
Janganlah tidur
Malam ini, karena-Mu, seratus lilin akan menyala
Aku begitu nyaman masuk dalam dekapan-Mu,
Janganlah tidur
(Rumi, Ruba’iyyat).
Demikian catatan KH Husein Muhammad, sahabat Gus Dur.(Cirebon, 100913)