
Surabaya — Kegiatan Muktamar Tokoh Umat yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di SIBEC Convention Hall Lantai TR ITC Mega Grosir, Surabaya, dipercepat, Ahad, 1 Mei 2016. Menurut peserta muktamar tersebut, Sifa, semula acara digelar pukul 07.00-11.30 WIB. Namun panitia menutup acara pukul 09.00. “Acaranya sudah selesai,” kata Sifa.
Peserta lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan, Muktamar Tokoh Umat sempat dibuka oleh pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Beberapa ustad Hizbut Tahrir juga sempat berceramah di mimbar. “Kalau biasanya ada tanya-jawab, ini ditiadakan,” ucapnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Timur Fajar Kurniawan membantah muktamar dibubarkan organisasi kemasyarakatan tertentu. Menurut dia, muktamar tetap berlangsung, tapi dipersingkat. “Kami hanya mempersilakan teman-teman Hizbut Tahrir yang telanjur hadir untuk masuk ruangan. Kami beri pengertian mengapa muktamar ini dipercepat, kemudian mereka dipersilakan pulang,” ujarnya.
Kepala Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Lilik Hariati menuturkan polisi memang menyarankan Muktamar Tokoh Umat diselesaikan lebih cepat. Menurut dia, muktamar itu berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban. “Ada sejumlah ormas yang menuntut muktamar itu dibubarkan. Jadi kami sarankan untuk diakhiri lebih cepat, agar kondisi tetap aman,” katanya.
Selain karena muktamar ditolak beberapa ormas, unjuk rasa buruh memperingati May Day menjadi pertimbangan polisi menyarankan muktamar diakhiri lebih cepat. Sebab, sebagian personel kepolisian dikonsentrasikan untuk menjaga keamanan demo buruh. “Pasukan kami sebagian besar difokuskan ke demo buruh, jadi kami sarankan selesai lebih cepat, biar kami juga bisa lebih fokus,” ucapnya.
Sebelumnya, Gerakan Pemuda Ansor Kediri menggelar apel siaga menolak Muktamar Tokoh Umat di delapan kota/kabupaten di Jawa Timur, yakni Surabaya, Malang, Madiun, Jember, Jombang, Tulungagung, Pamekasan, dan Bojonegoro. GP Ansor menilai Hizbut Tahrir bertindak makar karena mengusung konsep khilafah islamiyah dalam propagandanya. Bahkan di Jombang, kegiatan ditolak dan gagal dilaksanakan. (Tem/saiful)