Di Depan Kiai Ma’ruf Amin, Ini Pesan Penting Para Ulama NU Jawa Timur

Bagikan Sekarang

SURABAYA — Pasca Pilpres 2019, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin hadir pada acara Silaturahim Akbar dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Hadir pada acara ini, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar; Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar; dan segenap pengurus PCNU se-Jatim.

“Kami menyampaikan selamat datang. Jawa Timur memang seperti ini, sumuk (panas),” kata Kiai Mustamar pada sambutannya menyambut Kiai Ma’ruf dengan berseloroh.

Memberikan sambutan di hadapan ratusan pengurus PWNU Jatim dan PCNU Kabupaten/Kota se-Jatim, Kiai Mustamar mengusulkan pembahasan posisi menteri kepada Kiai Ma’ruf yang juga Calon Wakil Presiden tersebut.

Pada kesempatan itu, Kiai Marzuki mengungkapkan, ada ormas pendukung Prabowo-Sandi yang ingin merapat ke Jokowi-Ma’ruf Amin. Namun, dengan imbalan posisi menteri.

“Kami juga ingin matur, ada pendukung “sebelah” yang ingin bergabung dan minta jatah menteri,” kata Kiai Marzuki di hadapan para ulama dan kiai NU.

Kiai Marzuki Mustamar mengingatkan, hal itu bisa saja diakomodasi demi menguatkan rekonsiliasi pasca pilpres.

Namun, ada baiknya satu posisi menteri saja. Itupun, kecuali kursi Menteri Pendidikan dan Menteri Agama.

“Kalau itu memang diakomodasi, jangan sampai menteri Agama atau Menteri Pendidikan,” ujarnya.

“Selain itu, kalau diterima, harus mengatasnamakan induk organisasi sekaligus partai. Jangan (minta) satu-satu. Satu kursi menteri, satu kursi jajaran BUMN,” katanya.

Sebagai timbal balik setelah kursi tersebut diakomodasi oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin kedepan, maka ormas tersebut harus membuat instruksi konsolidasi.

“Sekaligus, membuat surat instruksi untuk membuat satu arahan dengan pimpinan. Jangan sampai tidak bisa solid,” katanya.

“Sekaligus, harus melakukan deklarasi damai untuk siap mendukung pemerintah dan siap menerima apapun hasil KPU (Komisi Pemilihan Umum),” katanya.

Dikonfirmasi sesuai acara, Kiai Marzuki Mustamar membeberkan alasan pihaknya mengusulkan hal tersebut.

Menurutnya, dua posisi menteri tersebut tak boleh diisi oleh ormas lain atas usulan kiai-kiai di Jatim.

“Kenapa kok (ormas lain) tidak boleh mengisi dua kursi itu? Itu usulan dari para kiai di Jawa Timur,” katanya kepada jurnalis seusai acara.

Namun, pihaknya menegaskan bahwa hal tersebut bukan maksud pihaknya mengintervensi pemerintahan kedepan.

“Kewenangan untuk mengangkat menteri adalah kehendak Presiden. Sehingga, sudah pasti banyak pertimbangannya,” katanya.

Kiai Ma’ruf Amin pun menyambut baik usulan tersebut. Namun, pihaknya belum dapat memastikan posisi tersebut.

“Titipan dari Ketua Wilayah, mudah-mudahan dikabulkan,” kata Kiai Ma’ruf juga melalui sambutannya.

Menurutnya, NU memiliki potensi untuk bisa memberikan kontribusi yang lebih besar di jajaran eksekutif.

“Bahkan, bukan hanya Wakil Presiden, kedepan ada presiden NU. Presiden NU nya dari Jatim,” kata Kiai Ma’ruf Amin. (Red)

Leave a reply