Jombang — Kalau membuka sejarah awal umat Islam, maka akan ditemukan para ulama dengan multi disiplin. Mereka memahami secara mendalam ilmu keagamaan, juga mampu memadukan dengan sains. Jadilah umat Islam kala itu menguasai peradaban lantaran tidak mendikotomikan ilmu pengetahuan.
Penjelasan ini disampaikan Prof Dr H Mudjia Rahardjo, MSi, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang saat mengisi seminar nasional di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (28 Mei 2016).
“Kita dapat sebut ada Al-Kindi, Al-Farabi, Ibu Sina, serta sejumlah ulama kenamaan yang mampu membaca ayat qauliyah dan kauniyah dengan baik,” kata Profesor Mudjia, sapaan akrabnya. Kemampuan mereka memadukan disiplin pengetahuan tersebut membuat khazanah pengetahuan kala itu demikian membanggakan, lanjutnya.
Dan kalau umat Islam mau mengejar ketertinggalan tersebut, maka tidak ada pilihan kecuali mempelajari ilmu keagamaan dan sains secara bersamaan. “Dan saya merasa, apa yang sudah dipelajari di pesantren adalah jawaban bagi masa depan kejayaan Islam di masa mendatang,” katanya.
Harapan terhadap masa depan umat Islam ini semakin menemukan relevansinya ketika Mudjia melakukan kunjungan ke sejumlah negara. “Saat bertemu dengan sejumlah mufti di Rusia, Aljazair, Sudan serta negara dunia lainnya, harapan kebangkitan Islam tersebut dipercayakan kepada Indonesia,” tuturnya. Karena di negeri ini, yang dikembangkan adalah Islam ramah, lanjutnya.
Mudjia sangat berharap para santri termasuk dari pesantren ini dapat mengisi kesempatan tersebut. “Betapa membanggakannya ada dokter yang hafal al-Qur’an,” ungkapnya. Demikian pula para astronot, ahli biologi dan seterusnya justru lahir dari pesantren.
Karenanya, Mudjia berharap tidak ada lagi dikotomi ilmu pengetahuan apakah agama atau umum. “Para santri yang ahli agama, juga harus pandai dalam penguasaan sains dan teknologi,” harapnya. Dan model generasi harapan di masa mendatang, bahkan untuk kejayanaan Islam di level dunia, sangat diharapkan dari Indonesia yang di dalamnya termasuk pesantren.
Seminar nasional ini sebagai rangkaian dari peringatan Satu Abad Madrasah, dan 191 Tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Hadir sebagai narasumber adalah Guru Besar UIN Sunan Ampel yang juga Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim, H Abdul Haris, serta Hj Ida Fauziyah, Ketua FKB DPR RI. (saiful)