Banyuwangi Bentangkan Baliho dan Spanduk Tolak FDS

0
831
Bagikan Sekarang

Banyuwangi – Gelombang penolakan Full Day School (FDS) terlihat cukup masif di Banyuwangi. Berbagai spanduk bernada penolakan atas Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 di daerah ujung timur Pulau Jawa itu, tersebar di berbagai sudut Banyuwangi. Tidak hanya di seputar kota, tapi juga di pelosok kampung.

Beberapa spanduk di antaranya bertuliskan “Tolak FDS, Permendikbud No. 23/ 2017 membunuh pendidikan karakter anak bangsa”, “Pak Jokowi batalkan FDS”, “#SaveMadin&TPQ” dan beberapa tulisan lainnya.
“Spanduk penolakan ini, merupakan instruksi dari PCNU Banyuwangi kepada segenap warga NU, baik di tingkat MWC, Ranting maupun di badan otonom,” ungkap Wakil Sekretaris PCNU Banyuwangi Haikal Kafili sebagaimana dilansir website resmi NU setempat.

Instruksi tersebut, lanjut Haikal, merupakan ikhtiar dari NU untuk memprotes penerapan FDS. Karena, dengan kebijakan tersebut akan mengancam keberlangsungan madrasah diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) yang selama ini telah ada di tengah masyarakat.
“Kalau sekolah sehari penuh, maka anak-anak sekolah tidak bisa ikut Madin atau TPQ yang biasanya dilaksanakan sore hari. Padahal, pendidikan di Madin ini telah terbukti sejak dahulu sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan karakter positif kepada generasi muda,” tuturnya.

Jika pemasangan spanduk yang tersebar di berbagai tempat itu, belum bisa menarik perhatian pemerintah, maka akan ada langkah-langkah lainnya. “Jika ini masih belum bisa menggagalkan penerapan FDS, maka akan diambil langkah selanjutnya. Tentunya, dalam koridor yang diatur, baik dalam aturan hukum maupun norma yang ada,” paparnya.
Sedangkan untuk menentukan kapan bertindak pada langkah tersebut, Haikal menegaskan, menunggu instruksi dari PBNU maupun PWNU. “Prinsipnya kita satu komando,” ujarnya.

Meski beberapa waktu lalu (12/8), Presiden Joko Widodo memberikan klarifikasi terkait FDS saat berkunjung ke beberapa pesantren di Jember, menurut Haikal, penolakan terhadap FDS tetap berlangsung. “Penjelasan presiden belum memberikan kejelasan terkait masa depan Madin. Bahkan, sehari setelahnya, PCNU se Keresidenan Besuki tetap mendeklarasikan penolakan,” terangnya.

Sebagaimana diberitakan pada Ahad lalu (13/8), PCNU se Keresidenan Besuki, – PCNU Banyuwangi, Kencong, Jember, Situbondo dan Bondowoso – mendeklarasikan penolakan terhadap FDS saat Rakor di RSNU Banyuwangi. Deklarasi yang dihadiri oleh jajaran syuriah dan tanfidziyah tersebut dipimpin langsung oleh KH. Sadid Jauhari. Kiai Sadid adalah pengasuh PP. As-Sunniyah Kencong Jember yang sempat didatangi Jokowi juga. (s@if)

Leave a reply