Seminar Kebangsaan, KH As’ad Said Ali Soroti Ketimpangan Ekonomi

0
700
Bagikan Sekarang
Surabaya — Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015, KH As’ad Said Ali memandang terjadinya ketidakadilan ekonomi karena republik ini sudah meninggalkan dasar-dasar ekonomi yang fundamental. Dasar ekonomi (fundamental) Indonesia adalah kolektif, bukan individu atau perseorangan seperti yang berjalan saat ini.
“Ekonomi kita dasarnya kolektif bukan individu, kekuatan bangsa bukan terletak pada perseorang, tapi kebersamaan. Dalam Islam ada fardlu ‘ain (individu) ada fardlu kifayah (kolektif), kalau kolektif dihilangkan, maka dampaknya akan bahaya,” ujarnya pada seminar dan bahtsul masail kebangsaan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/5).
Pria kelahiran Kudus ini menegaskan, adalah wajar kalau sampai kekayaan alam hanya dinikmati segelintir orang, hanya 20 persen kaum minoritas. Karena apa?  Karena hak ekonomi dan hak kolektif tidak menjadi perhatian kita bersama, terutama NU yang mengusung konsep ekonomi keumatan. “Ekonomi umat ini tidak boleh dilupakan, hak kolektif harus menjadi perhatian kita,” tegas alumnus Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta ini.
Seperti diketahui, PWNU Jawa Timur bekerjasama dengan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya mengadakan seminar kebangsaan. Acara yang ditempatkan di komplek Masjid Agung ini mengusung tema “Manhaj Beragama Aala Walisongo, Perekat Persaudaraan Islam dan Persatuan Nasional”.
Acara menghadirkan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan KH As’ad Said Ali sebagai pembicara dan diikuti kader NU yang tersebar di berbagai kabupaten atau kota di Jatim. Tidak hanya itu, agenda ini juga diikuti oleh delegasi PWNU dari berbagai provinis, seperti Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta dan lainnya.
Tidak hanya seminar kebangsaan, panitia juga melanjutkan acara bahtsul masail terkait dengan perkembangan negara. Praktis acara yang cukup penting ini berjalan sehari penuh di kompleks Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. (s@if)

Leave a reply