Perkuat NKRI, Katib NU Jember Serukan Tiga Ukhuwah

0
591
Bagikan Sekarang

Jember — Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI bisa semakin diperkuat dengan tiga ukhuwah seperti yang pernah dipopulerkan almarhum KH. Achmad Shidiq.

Penegasan ini disampaikan Kiai MN Harisuddin di hadapan ratusan jamaah Masjid Sukri Adnan yang berada di sebuah perumahan di Jember, Jumat (18/8).

Pengasuh Ponpes Darul Hikam ini menjelaskan pentingnya tiga ukhuwah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Yang pertama adalah ukhuwah islamiyah, yaitu ukhuwah antar sesama muslim,” katanya. Wakil Ketua PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jatim ini menyitir hadits Nabi bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Sehingga tidak boleh mendlolimi, merendahkan atau menyakiti. “Meskipun beda organisasi atau aliran, maka muslim haruslah bersaudara dengan muslim lainnya,” tandas dosen pascasarjana IAIN Jember tersebut.

Sedangkan ukhuwah kedua adalah ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Artinya sama sebagai warga Negara Indonesia. “Ukhuwah wathaniyah ini dasarnya adalah Piagam Madinah yang dibuat Nabi dan beberapa suku di Negara Madinah,” katanya.
Baginya, Indonesia juga sama, karena memiliki Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 yang telah disepakati bersama, lanjut Ketua Bidang Intelektual dan Publikasi Ilmiah IKA-PMII Jember tersebut.

Yang ketiga adalah ukhuwah basyariyah atau persaudaraan antar sesama manusia di dunia tanpa melihat asal negara, bangsa, tempat, agama dan sebagainya “Ini dalilnya adalah QS. al-Hujurat ayat 10,” kata Sekretaris Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama Jember yang menaungi Universitas Islam Jember tersebut sembari menyebut dan menerjemahkan ayat dimaksud.

Pengurus Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Jember ini mengajak jamaah untuk tidak mudah terprovokasi informasi yang berusaha merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Dia mengajak jama’ah untuk kritis terhadap informasi.

Di akhir khutbah, ia mengingatkan sebuah ayat yakni al-Hujurat ayat 6 yang mengemukakan kalau ada orang fasiq membawa berita, maka kita harus melakukan klarifikasi atau tabayun sehingga informasinya menjadi valid (benar). “Informasi hoax. Apalagi info hoax ini sering merusak bangunan persatuan dan kesatuan kita,” katanya. (Shahibul Ulum/s@if)

Leave a reply