Gus Ali: Istighotsah Membimbing Menjadi Muslim Santun

0
764
Bagikan Sekarang

Surabaya — Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Agoes Ali Masyhuri menerangkan, istighotsah kubro dengan tema Mengetuk Pintu Langit Menggapai Nurulullah yang akan dilangsungkan Ahad (9/4) merupakan edukasi kepada manusia untuk cerdas bermuhasabah. ”Agar doa dikabulkan Allah, kita harus mampu dan mau merobohkan dinding kesombongan serta keangkuhan di hati kita,” ujar kiai yang juga pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo, tersebut.

Selain itu, lanjut dia, istighotsah kubro tersebut diharapkan menjadi siraman yang sejuk. Baik untuk tataran lokal, regional, maupun nasional. ”Sebab, hari ini banyak orang yang pegel atine, pegel pikirane,” tutur Gus Ali, panggilan akrab KH Agoes Ali Masyhuri sebagaimana dimuat Jawa Pos, Kamis (6/4).

Kondisi itu bukanlah sebab, melainkan akibat karena keringnya visi keilahian dan terlalu mengandalkan pendekatan logika. Menurut Gus Ali, orang-orang hanya cerdas secara intelektual, tetapi tidak cerdas secara spiritual. Karena itu, banyak orang yang kehilangan jati dirinya. ”Orang yang kehilangan diri akan kehilangan semuanya. Nah, lewat istighotsah kubro tersebut, mudah-mudahan Allah berkenan merahmati, membimbing kita semua untuk menjadi pribadi muslim yang santun, sejuk, ramah, dan mampu menyebarkan kasih sayang kepada sesama. Bukan fitnah,” paparnya.

Dia menambahkan, hati yang baik dan bersih akan menimbulkan ide-ide jernih. Dia menegaskan, jangan percaya ada karya hebat yang keluar dari pemikiran orang yang tidak baik. Jangan percaya ada ide dan karya-karya hebat yang keluar dan tumbuh dari orang yang pikiran dan hatinya kotor. ”Karena itu, istighotsah tersebut merupakan langkah cerdas untuk mengubah hati menjadi hati yang cerdas. Sebab, hati adalah remote control manusia. Baik dan buruknya manusia sangat ditentukan dari kondisi hatinya,” ungkapnya.
”Akhlakul karimah akan hadir dari pikiran dan hati yang jernih. Hati bisa jernih manakala disinari nur Ilahi. Hati yang sudah tersinari akan tergerak untuk memenuhi nilai-nilai kebajikan. Kita akan santun dalam berbicara, akan luwes dan bijak dalam bertindak. Dalam masyarakat, itu dikenal dengan akhlakul karimah,” lanjutnya.

Dia menuturkan, akhlak jangan hanya diterjemahkan sebagai budi pekerti. Terlalu dangkal. Sebab, akhlak berhubungan dengan Allah, berhubungan dengan manusia, dan berhubungan dengan alam sekitar.

Lantaran tujuan dan harapan itu, dia mengajak seluruh santri dan guru Ponpes Bumi Sholawat berjalan kaki bersama menuju Stadion Gelora Delta setelah salat Subuh berjamaah pada Minggu pagi (9/4). Warga sekitar dan wali santri juga diajak bersama-sama. Sebagai penyemangat, Gus Ali menyediakan hadiah umrah, sepeda motor, dan hadiah menarik lainnya. (JP/s@if)

Leave a reply