Kita Harus Kuat. Bila NU Jatuh, Indonesia Runtuh

0
732
Bagikan Sekarang

Surabaya –– Dalam suasana yang kian runyam, posisi Nahdlatul Ulama kian tersudut. Pembelaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga mengantarkan NU sebagai satu-satunya organisasi sosial keagamaan yang tetap konsisten. Hal itu dibuktikan dengan dukungan NU terhadap lahirnya Peraturan Pemerintah Pengganti (Perppu) UU No 2 Tahun 2017 tentang Ormas, padahal banyak kalangan menolak.

Pandangan ini disampaikan Ahmad Najib AR saat memberikan sambutan pada halal bihalal sekaligus rapat koordinasi yang diselenggrakan di PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. Tampak hadir ketua dan pengurus PC Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU se-Jawa Timur.

Menurut Ketua PW LTN NU Jatim tersebut, terbitnya Perppu mengingat semakin menguatnya gerakan anti-Pancasila. “Sementara, Ormas lain sibuk menolak dengan alasan anti-demokrasi dan membungkam kebebasan,” katanya, Selasa (25/7). Bahkan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontaS), melalui Koordinatornya Yati Andriyani, menuding pihak tertentu berada di balik penerbitan Perppu tersebut, lanjutnya.

Dengan penolakan berbagai kalangan seolah NU menjadi musuh bersama. Kendati demikian, berdasar pengalaman yang ada, realita tersebut tidak menyurutkan NU dalam mendukung langkah pemerintah. “Tetapi, demi negara, NU siap menghadapi. Karena kita sudah terbiasa menghadapi situasi sulit seperti ini. Kita harus kuat. Kalau sampai NU jatuh, Indonesia runtuh,” kata Gus Najib, sapaan akrabnya.

Gus Najib kemudian mengingatkan, bahwa, tantangan Nahdlatul Ulama ke depan semakin berat. Sekarang semakin jelas, bahwa, NU menjadi target operasi berbagai pihak dengan bermacam-macam isu, tujuannya untuk melemahkan kekuatan NU.

“Ini tugas kita, sebagai kader NU kita harus terus memperkuat barisan. Kita lanjutkan perjuangan para pendiri NU,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga diisi presentasi capaian dari sejumlah PC LTN NU di antaranya Kabupaten Malang serta Pamekasan. Tampak hadir Penasehat PW LTN NU Jatim, KH Ma’ruf Asrori dan Muhammad Kayyis, serta Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Sholeh Hayat. (s@if)

Leave a reply